Lebih tepatnya, uang dapat memperpanjang hidup seorang manusia. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, karena kehidupan seseorang sangatlah bergantung pada uang. Mulai dari memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan, hingga biaya perawatan kesehatan semuanya menggunakan uang. Menurut data WHO, 80 persen orang akan terlebih dahulu terkena penyakit kritis sebelum meninggal dunia. Penyakit kritis merupakan segala jenis penyakit yang mematikan seperti kanker, jantung/serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan radang otak. Di Indonesia sendiri, sebanyak 85 persen kematian seseorang disebabkan oleh penyakit kritis.
Keamanan Finansial Akibat Penyakit Kritis
Jika sudah berbicara mengenai penyakit kritis maka ranah kita akan berada di seputar keamanan finansial atau keuangan. Karena ketika seseorang terkena penyakit kritis, keamanan finansial orang tersebut dapat terancam. Apalagi penyakit kritis itu akan segera menelan harta dan kekayaan Anda dalam jangka waktu yang cepat ataupun lambat. Tidak hanya harta orang yang tengah menderita sakit yang akan terancam keamanan finansialnya, tetapi juga harta orang-orang di sekitarnya seperti keluarga dan kerabat. Untuk mengantisipasi semua gangguan keamanan finansial akibat penyakit kritis ini, Anda perlu satu alat proteksi yang bisa diandalkan di kemudian hari. Sehingga kebangkrutan ekonomi Anda dapat dicegah. Alat proteksi ini adalah asuransi.
Dalam hal membeli asuransi, hingga saat ini masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh para calon nasabah, seperti :
- Tidak mengetahui pasti manfaat asuransi karena tidak membaca polis secara teliti. Belum lagi ketika agen asuransinya tidak memberikan informasi yang cukup jelas kepada calon nasabah dan hanya terfokus pada closing, yaitu asuransi yang ditawarkanya berhasil dibeli oleh nasabah.
- Tidak mengetahui produk asuransi apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Hal ini membuat calon nasabah sering melakukan kesalahan dalam membeli produk asuransi sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman terhadap perusahaan asuransi di kemudian hari.
- Membeli asuransi jiwa karena terpaksa. Salah satunya, karena terus menerus ditawari oleh agen asuransi dan pada akhirnya calon nasabah membeli tanpa mengetahui tujuan dan manfaat dari produk asuransi tersebut.
- Sulit melakukan klaim karena tidak mengetahui caranya. Akibatnya, nasabah sering kali tidak mengetahui berapa jumlah tanggungan yang diperlukan, sehingga terkadang jumlahnya menjadi terlalu kecil atau besar.